Jumat, 18 Oktober 2013

Bumi Hijau dari Diri Sendiri (Go Green)

Setiap yang ada di kehidupan ini saling berhubungan satu sama lain, segala yang diciptakan Tuhan mempunyai perannya masing-masing, namun terkadang manfaat penciptaannya belumlah terlihat jelas dan dapat dirasakan, teknologi lah yang membawa kita mengetahui berbagai manfaat dari segala apa yang ada di alam semesta ini.
Pepohonan, tanaman, hijau, itulah salah satu komponen terbesar yang membuat alam semesta ini menyeimbangkan keberadaannya dari pengaruh sinar matahari. Namun, sekarang ini khususnya 2013 keadaan bumi makin memprihatinkan karena global warming. Global warming pun disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri untuk menghasilkan uang berlimpah dengan menebang pepohonan di hutan, memangkas habis lahan hijau untuk digunakan sebagai area penghasil rupiah, padahal bumi hijau yang kita miliki ini adalah salah satu pemberian Tuhan yang sangat berharga dan tidak dapat dengan mudah dikalkulasikan dengan rupiah.
“Suatu bangsa yang menghancurkan tanahnya sendiri berarti menghancurkan dirinya sendiri. Hutan adalah paru-paru negeri kita, memurnikan udara dan memberikan kekuatan menyegarkan kepada rakyat kita.” –Franklin Roosevelt
Sebenarnya ini dapat dicegah agar tidak terjadi. Namun, faktanya ini sudahlah terjadi, jikalau sudah terjadi ini bisa juga dicegah jangan sampai berkelanjutan dan menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi. Pencegahan ini dimulai dari diri kita sendiri, mulai dari disipllin menghargai tanaman hijau. Contohnya dikampus kita sendiri, Universitas Negeri Jakarta yang dilihat secara umum mempunyai konsep hijau, mulai dari almamater yang berwarna hijau sampai kampus yang ditanami pepohonan, meskipun belum banyak, disiplin inilah yang perlu diterapkan ke dalam setiap diri masing-masing.
Sebenarnya, sebelumnya telah banyak program untuk menjaga bumi kita tetap seimbang dengan warna hijaunya. ‘One man, one tree’ adalah salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintah didukung oleh kementrian kehutanan yang berusaha untuk menghijaukan bumi khususnya di Jakarta, setiap tahun program ini rutin dijalankan, namun pada kenyataan yang ada hanya segelintir orang yang tahu tentang hal ini. Inilah yang perlu dibuat besar agar semua masyarakat dapat berpartisipasi menghijaukan bumi. Terdapat pula beragam komunitas pemuda yang bergerak dan mengkonsentrasikan pergerakan ke arah penghijauan bumi melalui program-program seperti pelatihan, penanaman, dan lain-lain. Inilah satu bentuk kegiatan yang menginspirasi dan perlu di apresiasi oleh pemerintah untuk menjadikan para pemuda-pemudi peduli terhadap lingkungan sebagai bentuk kepedulian abadi untuk bumi yang nyaman bagi para penghuninya.
Kegiatan manusia selain penebangan alam hijau juga dengan pembuangan sampah yang tak terkendali. Ini adalah satu ironi di negara kita, Indonesia. Sampah yang tak dapat dikendalikan akan membuahkan dampak yang sangat buruk bagi lingkungan. Seperti banjir, polusi air, lingkungan yang tak nyaman untuk dilihat dan aroma yang bertebaran di sekitar dan lain-lain. Diperlukan satu kegiatan yang menunjang manusia-manusia bisa sadar bahwa lingkungan ini bukan untuk waktu yang sementara, namun bumi ini harus dijaga sebaik-baiknya untuk kebaikan anak cucu kita nanti.
“Sekarang banyak ilmuwan memperingatkan bahwa kita sedang bergerak lebih dekat menuju beberapa "titik kritis" yang dapat - sedikitnya dalam 10 tahun - membuat kita tidak mungkin menghindari kerusakan tak terselamatkan terhadap kelayakhunian planet (Bumi) untuk peradaban manusia.” –Al Gore
Bumi yang telah ada sekarang adalah cerminan masa lalu, namun bumi yang ada pada masa depan adalah cerminan dari masa kini. Sekarang tugas kita adalah menjaga bumi yang ada saat ini, jangan sampai turun kualitasnya, namun haruslah meningkatkan kualitas kenyamanan bumi dengan mengembalikan kehijauannya, merawat kehijauannya, dan memanfaatkan kehijauannya secara benar, agar bumi kita ini dapat bersinergi dengan baik kepada segala apa yang ada di bumi, karena dengan itulah kita dapat merasakan ketentraman dan kenyamanan di bumi kita tercinta ini.

Selasa, 06 Agustus 2013

waiting for you

Saat kau memutuskan hubungan kita, apa kau tau bagaimana rasanya menjadi aku yang telah tulus mencintaimu dan telah berjanji takkan membuka hatiku kepada wanita-wanita yang lain? Rasanya seperti tak percaya luar biasa bahwa istana cinta yang telah kubangun di hati ini bagaikan di bom oleh mu dan hancur dengan sekejap tanpa bekas sedikitpun. Namun si dalam benakku, telah ku catat semua sejarah cinta kita dimulai, saat pertama kali bertemu denganmu, menatap matamu, dan sampai hati kita terpadu, ku ingat itu semua dan takkan kulupa.
Cerita cinta bersamamu tak pernah kurasa sebelumnya, tak pernah ku dengar dan kulihat ada seseorang seperti dirimu, dirimu yang dulu telah membuatku begitu luluh, kau bagaikan imun dalam hidupku, yang menjagaku bak antibodi mencegah dari ancaman kuman di luar sana. Namun sekarang kau telah pergi meninggalkanku dengan satu alasan yang tak pernah ku mengerti, bahkan logika ini pun tak bisa menjelaskan semuanya, logika hati ini pun hanya diam tak berkata mengapa semua ini bisa terjadi, rasa bahagia dan dulu kurasa seakan sirna tak tersisa. 
I'm waiting for ya
Cinta, memang sekarang kita telah berpisah, sudah tak bersama, tapi bukan berarti selamanya. Cinta, dengan siapapun dirimu saat ini, dimanapun kau berada ku yakin kau akan kembali bersamaku disini, merajut tali kasih kembali bersamaku. Cinta hati ini yakin bahwa kau lah pendamping jiwa dan cita sejatiku, kan ku tunggu dirimu slalu, karna ku yakin kaulah bidadari sugaku.Cinta, sekarang kita memang sudah

haruskah ku ungkapkan? atau memang kusimpan saja?


Sudah lama kupendam perasaan ini, perasaan kagum, suka, cinta, sayang, kepada dirimu, entah dari kapan namun sepertinya rasa ini tiba-tiba mengusik jiwaku yang telah lama tak merasakannya. Rasa inilah yang kuyakin hanya kutujukan kepadamu, rasa yang mampu membuatku tak lelap untuk tidur, selalu membayangkamu, merasakan setiap kehadiranmu disini. Kuyakin rasa ini benar-benar nyata kurasa meski tak ada wujudnya, rasa yang selalu menggugah jiwa dan merekah di setiap harinya.

Ah, namun ku hanya bisa merasakan tanpa bisa mengungkapkan, aku hanya bisa menatap matamu dari kejauhan, bahagia rasanya bila melihat setiap kamu tertawa, rasanya kebahagiaanmu milikku juga, hati ini terasa begitu sempurna saat perhatianmu tertuju kepadaku meskipun ku tak tahu sejauh mana perhatianku. Sebenarnya kau harus tau bagaimana indahnya perasaanku saat ini. Namun bagaimana ku mengungkapkan? Apakah aku akan mendapatkan pelindung dari perasaan ini ataukah malah membuat perasaan yang tadinya kokoh menjadi runtuh seketika, yasudahlah ku hanya bisa merasa tanpa kau tau bagaimana dan seberapa besarnya. Yang pasti ku mencintaimu kini. Biarlah waktu yang menjawab bagaimana nantinya dan biarlah cinta menemukan jalannya tersendiri.

Sabtu, 22 Juni 2013

NOSTALGIA


Hari ini aku terbangun pukul setengah lima pagi, kurasakan badanku lebih terasa ringan dibandingkan tadi malam, baru saja hari kamis, tapi aku sudah merasa lelah di minggu ini. Kulihat jam weker ku, aku bangun lebih pagi darinya, segera ku matikan dan segera bergegas membersihkan badan. Setelah itu, kudengan lantunan adzan menyeru memanggil manggil setiap muslim untuk segera melaksanakan solat, kuambil mukena kesayanganku yang berwarna putih dengan bordiran bunga hijau yang membuat mukena sederhana itu menjadi sungguh indah, kuambil pula sajadah kecil pemberian kakekku dulu, melaksanakan solat dan kemudian mengucap syukur berdoa meminta karunia-Nya agar hari ini aku selalu merasa bahagia. Aammiiiin~

Aku segera berdandan dan pergi ke kampus, untung saja hari ini aku hanya ada satu mata kuliah jam delapan sampai jam sepuluh, jadi aku bisa sampai rumah dan istirahat dan mengisi energi untuk hari jum'at dengan kuliah yang full dari pagi hingga sore. Perjalanan ari rumah menuju kampus selama dua jam, setelah sampai di kampus ternyata sudah ramai, hanya tersisa kursi kosong yang paling depan dan yang paling terbelakang, kuputuskan untuk duduk di depan saja, agar aku bisa memperhatikan dosen dengan baik. Detik berlalu menjadi menit, menit ke menit menikmati perkuliahan, menit berlalu menjadi menjadi jam, dan akhirnya pulaaaaaanggggggg

Ah rasanya indah sekali bisa pulang cepat dan istirahat, keluar kelas aku langsung berjalan menuju shelter busway kemudian membeli tiket dan mengantri, 'duh jam segini buswaynya lama banget' gumamku dalam hati. Aku merasa perutku keroncongan, mungkin cacing-cacing di perutku ini sedang berdemo meminta makan, tadi pagi aku lupa untuk sarapan, padahal bangun pagi tapi lupa untuk sarapan, setelah menunggu beberapa lama, akhirnya busway abu-abu itu datang juga, aku segera masuk dan tengok kanan-kiri mencari tempat duduk namun sayang beribu-ribu sayang tempat duduknya sudah terisi semua, yasudah akhirnya aku haris berdiri hingga shelter akhir, lama lama lamaaa akhirnya sampai juga, aku merasa cacing-cacing diperutku ini makin merasa tertekan, begitupun aku yang merasa lapar luar biasa, setelah turun dari busway aku putuskan untuk mencari tempat makan terlebih dahulu, tengok kanan dan kiri aku menemukan tempat makan yang sepertinya enak, aku lekas segera kesana, melihat menu dan kemudian aku memesan satu ayam bakar dan es teh manis, duhhh rasa lapar itu semakin dahsyat ketika aku menunggu pesananku tiba, aku memilih duduk di kursi pojok rumah makan itu.

Aku sudah tak sabar lagi menyantap ayam bakarnya, dan tentu sambalnya yang khas dari kalasan, ku lihat rumah makan ini yang tak terlalu besar namun tertata dengan rapi, kursi dan meja yang terbuat dari kayu dan terlihat nampak begitu sederhana, ketika aku sedang menengok k arah pintu yang terbuat dari kayu dengan ukiran meliuk-liuk khas daerah aku melihat sosok laki-laki seusiaku, laki-laki itu tinggi, tampan dan sepertinya aku kenal, kucoba untuk mencari ingatan ku apakah aku mengenal laki-laki itu?
Kulihat ia menengok kepadaku, segera aku memalingkan pandanganku darinya, kutakut nanti dikira aku mengaguminya...
"Dwiiii" terdengar ada suara suara yang memanggilku, segera aku mencarinya dan ternyata laki-laki itu mengangkat tangannya dan menyapaku, aku bingung, kulihat sekelilingku, kebelakang, mungkin dia ingin menyapa orang selain aku, tapi aku lupa bahwa aku sedang duduk di sudut pojok rumah makan itu -_-

Aku tersenyum kepadanya, dan dia membalas senyumku . 'Duhhh gantengnya' pujiku dalam hati. Dia segera berjalan ke arahku dan duduk di depanku "masih inget sama aku?" Tanyanya. "Hehe kamuuu temen SD-ku kan?" Aku ingat dia teman SDku dulu, tapi aku lupa namanya. "Siapa Namaku?" Dia bertanya lagi. 'Tuhkan dia nanya nama juga' gumamku dalam hati. "Nih" dia menunjukkan ID-card nya padaku. "Ooooohhh fajarrrr" aku tersipu malu, dia mengenalku tapi aku tak mengenalinya. Di rumah makan yang menjadi tempat pertemuan kami setelah 6 tahun tak bertemu itu terasa sungguh menyenangkan, dia bercerita tentang kehidupannya dan akupun begitu, kami bercanda, tertawa dan mengenang masa masa lalu . Masa ketika kami masih sangat kecil berseragam putih-merah dan masih cengeng. Aku ingat dulu aku pernah menangis karena dia pernah merebut pensilku, dan dia juga pernah menangis ketika ingin disuntik. Semua itu memang sudah berlalu, tapi kenangan itu masih terasa lekat di dalam diri kita, cerita yang mungkin konyol namun bisa membuat kita tertawa setiap waktu, cerita yang akan selalu dikenang meski kini kami telah jauh, itulah salah satu pemberian Tuhan yang tak ada tanda buktinya namun melalui sebuah peristiwa yang takkan bisa tergantikan.