Setiap
yang ada di kehidupan ini saling berhubungan satu sama lain, segala yang
diciptakan Tuhan mempunyai perannya masing-masing, namun terkadang manfaat
penciptaannya belumlah terlihat jelas dan dapat dirasakan, teknologi lah yang
membawa kita mengetahui berbagai manfaat dari segala apa yang ada di alam
semesta ini.
Pepohonan,
tanaman, hijau, itulah salah satu komponen terbesar yang membuat alam semesta
ini menyeimbangkan keberadaannya dari pengaruh sinar matahari. Namun, sekarang
ini khususnya 2013 keadaan bumi makin memprihatinkan karena global warming. Global warming pun disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri untuk
menghasilkan uang berlimpah dengan menebang pepohonan di hutan, memangkas habis
lahan hijau untuk digunakan sebagai area penghasil rupiah, padahal bumi hijau
yang kita miliki ini adalah salah satu pemberian Tuhan yang sangat berharga dan
tidak dapat dengan mudah dikalkulasikan dengan rupiah.
“Suatu bangsa yang menghancurkan tanahnya sendiri berarti
menghancurkan dirinya sendiri. Hutan adalah paru-paru negeri kita, memurnikan
udara dan memberikan kekuatan menyegarkan kepada rakyat kita.” –Franklin
Roosevelt
Sebenarnya
ini dapat dicegah agar tidak terjadi. Namun, faktanya ini sudahlah terjadi, jikalau
sudah terjadi ini bisa juga dicegah jangan sampai berkelanjutan dan menimbulkan
dampak yang lebih buruk lagi. Pencegahan ini dimulai dari diri kita sendiri,
mulai dari disipllin menghargai tanaman hijau. Contohnya dikampus kita sendiri,
Universitas Negeri Jakarta yang dilihat secara umum mempunyai konsep hijau,
mulai dari almamater yang berwarna hijau sampai kampus yang ditanami pepohonan,
meskipun belum banyak, disiplin inilah yang perlu diterapkan ke dalam setiap
diri masing-masing.
Sebenarnya,
sebelumnya telah banyak program untuk menjaga bumi kita tetap seimbang dengan
warna hijaunya. ‘One man, one tree’ adalah salah satu program yang dicanangkan
oleh pemerintah didukung oleh kementrian kehutanan yang berusaha untuk
menghijaukan bumi khususnya di Jakarta, setiap tahun program ini rutin
dijalankan, namun pada kenyataan yang ada hanya segelintir orang yang tahu
tentang hal ini. Inilah yang perlu dibuat besar agar semua masyarakat dapat
berpartisipasi menghijaukan bumi. Terdapat pula beragam komunitas pemuda yang
bergerak dan mengkonsentrasikan pergerakan ke arah penghijauan bumi melalui
program-program seperti pelatihan, penanaman, dan lain-lain. Inilah satu bentuk
kegiatan yang menginspirasi dan perlu di apresiasi oleh pemerintah untuk
menjadikan para pemuda-pemudi peduli terhadap lingkungan sebagai bentuk
kepedulian abadi untuk bumi yang nyaman bagi para penghuninya.
Kegiatan
manusia selain penebangan alam hijau juga dengan pembuangan sampah yang tak
terkendali. Ini adalah satu ironi di negara kita, Indonesia. Sampah yang tak
dapat dikendalikan akan membuahkan dampak yang sangat buruk bagi lingkungan.
Seperti banjir, polusi air, lingkungan yang tak nyaman untuk dilihat dan aroma
yang bertebaran di sekitar dan lain-lain. Diperlukan satu kegiatan yang
menunjang manusia-manusia bisa sadar bahwa lingkungan ini bukan untuk waktu
yang sementara, namun bumi ini harus dijaga sebaik-baiknya untuk kebaikan anak
cucu kita nanti.
“Sekarang banyak ilmuwan memperingatkan bahwa kita sedang bergerak
lebih dekat menuju beberapa "titik kritis" yang dapat - sedikitnya
dalam 10 tahun - membuat kita tidak mungkin menghindari kerusakan tak
terselamatkan terhadap kelayakhunian planet (Bumi) untuk peradaban manusia.”
–Al Gore
Bumi
yang telah ada sekarang adalah cerminan masa lalu, namun bumi yang ada pada
masa depan adalah cerminan dari masa kini. Sekarang tugas kita adalah menjaga
bumi yang ada saat ini, jangan sampai turun kualitasnya, namun haruslah
meningkatkan kualitas kenyamanan bumi dengan mengembalikan kehijauannya,
merawat kehijauannya, dan memanfaatkan kehijauannya secara benar, agar bumi
kita ini dapat bersinergi dengan baik kepada segala apa yang ada di bumi,
karena dengan itulah kita dapat merasakan ketentraman dan kenyamanan di bumi
kita tercinta ini.