Hari ini aku terbangun pukul
setengah lima pagi, kurasakan badanku lebih terasa ringan dibandingkan tadi
malam, baru saja hari kamis, tapi aku sudah merasa lelah di minggu ini. Kulihat
jam weker ku, aku bangun lebih pagi darinya, segera ku matikan dan segera
bergegas membersihkan badan. Setelah itu, kudengan lantunan adzan menyeru
memanggil manggil setiap muslim untuk segera melaksanakan solat, kuambil mukena
kesayanganku yang berwarna putih dengan bordiran bunga hijau yang membuat
mukena sederhana itu menjadi sungguh indah, kuambil pula sajadah kecil
pemberian kakekku dulu, melaksanakan solat dan kemudian mengucap syukur berdoa
meminta karunia-Nya agar hari ini aku selalu merasa bahagia. Aammiiiin~
Aku segera berdandan dan pergi
ke kampus, untung saja hari ini aku hanya ada satu mata kuliah jam delapan
sampai jam sepuluh, jadi aku bisa sampai rumah dan istirahat dan mengisi energi
untuk hari jum'at dengan kuliah yang full dari pagi hingga sore. Perjalanan ari
rumah menuju kampus selama dua jam, setelah sampai di kampus ternyata sudah
ramai, hanya tersisa kursi kosong yang paling depan dan yang paling
terbelakang, kuputuskan untuk duduk di depan saja, agar aku bisa memperhatikan
dosen dengan baik. Detik berlalu menjadi menit, menit ke menit menikmati
perkuliahan, menit berlalu menjadi menjadi jam, dan akhirnya pulaaaaaanggggggg
Ah rasanya indah sekali bisa
pulang cepat dan istirahat, keluar kelas aku langsung berjalan menuju shelter
busway kemudian membeli tiket dan mengantri, 'duh jam segini buswaynya lama
banget' gumamku dalam hati. Aku merasa perutku keroncongan, mungkin
cacing-cacing di perutku ini sedang berdemo meminta makan, tadi pagi aku lupa
untuk sarapan, padahal bangun pagi tapi lupa untuk sarapan, setelah menunggu
beberapa lama, akhirnya busway abu-abu itu datang juga, aku segera masuk dan
tengok kanan-kiri mencari tempat duduk namun sayang beribu-ribu sayang tempat
duduknya sudah terisi semua, yasudah akhirnya aku haris berdiri hingga shelter
akhir, lama lama lamaaa akhirnya sampai juga, aku merasa cacing-cacing
diperutku ini makin merasa tertekan, begitupun aku yang merasa lapar luar
biasa, setelah turun dari busway aku putuskan untuk mencari tempat makan
terlebih dahulu, tengok kanan dan kiri aku menemukan tempat makan yang
sepertinya enak, aku lekas segera kesana, melihat menu dan kemudian aku memesan
satu ayam bakar dan es teh manis, duhhh rasa lapar itu semakin dahsyat ketika
aku menunggu pesananku tiba, aku memilih duduk di kursi pojok rumah makan itu.
Aku sudah tak sabar lagi
menyantap ayam bakarnya, dan tentu sambalnya yang khas dari kalasan, ku lihat
rumah makan ini yang tak terlalu besar namun tertata dengan rapi, kursi dan
meja yang terbuat dari kayu dan terlihat nampak begitu sederhana, ketika aku
sedang menengok k arah pintu yang terbuat dari kayu dengan ukiran meliuk-liuk
khas daerah aku melihat sosok laki-laki seusiaku, laki-laki itu tinggi, tampan
dan sepertinya aku kenal, kucoba untuk mencari ingatan ku apakah aku mengenal
laki-laki itu?
Kulihat ia menengok kepadaku,
segera aku memalingkan pandanganku darinya, kutakut nanti dikira aku
mengaguminya...
"Dwiiii" terdengar
ada suara suara yang memanggilku, segera aku mencarinya dan ternyata laki-laki
itu mengangkat tangannya dan menyapaku, aku bingung, kulihat sekelilingku,
kebelakang, mungkin dia ingin menyapa orang selain aku, tapi aku lupa bahwa aku
sedang duduk di sudut pojok rumah makan itu -_-
Aku tersenyum kepadanya, dan
dia membalas senyumku . 'Duhhh gantengnya' pujiku dalam hati. Dia segera
berjalan ke arahku dan duduk di depanku "masih inget sama aku?"
Tanyanya. "Hehe kamuuu temen SD-ku kan?" Aku ingat dia teman SDku
dulu, tapi aku lupa namanya. "Siapa Namaku?" Dia bertanya lagi.
'Tuhkan dia nanya nama juga' gumamku dalam hati. "Nih" dia
menunjukkan ID-card nya padaku. "Ooooohhh fajarrrr" aku tersipu malu,
dia mengenalku tapi aku tak mengenalinya. Di rumah makan yang menjadi tempat
pertemuan kami setelah 6 tahun tak bertemu itu terasa sungguh menyenangkan, dia
bercerita tentang kehidupannya dan akupun begitu, kami bercanda, tertawa dan
mengenang masa masa lalu . Masa ketika kami masih sangat kecil berseragam
putih-merah dan masih cengeng. Aku ingat dulu aku pernah menangis karena dia
pernah merebut pensilku, dan dia juga pernah menangis ketika ingin disuntik.
Semua itu memang sudah berlalu, tapi kenangan itu masih terasa lekat di dalam
diri kita, cerita yang mungkin konyol namun bisa membuat kita tertawa setiap
waktu, cerita yang akan selalu dikenang meski kini kami telah jauh, itulah
salah satu pemberian Tuhan yang tak ada tanda buktinya namun melalui sebuah
peristiwa yang takkan bisa tergantikan.