Sabtu, 15 Juni 2013

Bintang di atas Bintang


Bintang di atas Bintang (PART 1)

Kelam malam ini kulewati bersama-mu
Bersama cahaya cinta menerangi duniaku
Gelap, takkan jadi penghalang untukku
Untukku melihat ayu paras-mu
Bunda yang selamanya kucintai
Bunda yang cintanya kekal abadi di hati
Bunda yang tak kenal lelah menemani
Dan Bunda yang selalu menghiasi hari
Mungkin ku pernah buat bunda kesal
Daku membuat hati bunda tersayat
Bibir ini yang membuat hati bunda perih
Dan tubuh ini yang selalu jauh darimu
Maafkan aku Bunda
Maafkan aku Bunda
Aku inggin menjadi permata bunda
Yang selalu menemani Bunda dikala sedih ataupun senang
Izinkan aku tuk bisa bersama bunda, selamanya.......

Aisyah membaca puisi itu dengan nada penuh lirih, suaranya serak menahan air mata yang ingin keluar dari kedua bola mata yang indah, aisyah membacakan puisi itu dipangkuan ibunya saat bulan bersinar terang, ibu hanya memancarkan senyum ketulusan memiliki anak seperti aisyah, anak yang cantik, penurut, periang, namun sayang aisyah pendiam dan suka menyendiri.

Suatu pagi saat ibu aisyah pergi ke pasar untuk belanja, ia tak sengaja melihat poster bertuliskan "Lomba Puisi Remaja". Sang ibu ingin sekali aisyah mengikuti kontes puisi ini, namun sang ibu takut aisyah tidak mau, karena aisyah sering sekali merasa minder. 
 
Malam harinya, ibu merasa bingung apakah ia harus mendaftarkan aisyah mengikuti lomba puisi ini? Di satu pihak ibu sangat yakin bahwa aisyah bisa memenangkan lomba ini, tapi ibupun takut jika nantinya aisyah marah bila tau dia didaftarkan oleh ibunya, di pihak lain ibu merasa akan sayang sekali bila puisi puisi buatan aisyah hanya menjadi tulisan yang 'kan ditumpuk untuk nantinya menjadi kertas usang. Ibu pergi ke kamar aisyah, terlihat wajah polos aisyah yang sedang tertidur pulas, terlihat begitu lelah serta wajah itu yang selalu menggetarkan hati ibu, wajah yang benar-benar memancarkan rona ketulusan dari dalam hatinya, ibu duduk disamping aisyah dan membelai lembut rambut aisyah. Terlihat dua bola mata aisyah yang terbuka dan senyum tipis di bibirnya "ibu" aisyah terbangun saat itu, ibu tersenyum dan mengatakan bahwa ibu ingin menyimpan puisi yang kemarin aisyah baca. Aisyah hendak beranjak dari tempat tidurnya namun ibu mencegahnya "biar ibu yang ambil, dimana ?" Aisyah menunjuk ke rak buku nya. Ibu segera mencari puisi itu, terdapat satu map yang penuh dengan kertas kertas yang berisikan puisi indah karya aisyah, ibu tertegun melihat itu semua, ternyata aisyah lebih dari yang ia kira "kalau ibu mau, ibu simpan saja semua". "Benar?" Tanya ibu. Aisyah mengangguk, "yasudah maaf ya ibu menggangu kamu, tidur lagi ya" sekali lagi ibu membelai rambut aisyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar