ABADI.
Satu kata yang penuh makna, satu kata yang menjadi perdebatan dalam hidup. Apakah
dalam hidup ada suatu hal yang abadi? Entah benda atau sifat? Ada yang bilang
bahwa keabadian itu tergantung bagaimana yang membuatnya. Namun, adapula yang
bersikeras pada prinsip bahwa tak ada yang abadi.
Menurutku,
keabadian dalam hidup ini dan dalam dunia ini adalah nyata. Aku bisa menemukan
sebuah keabadian yang seabadi-abadinya. Keabadian yang terabadikan dalam hati
ini, yaitu CINTA.
Idealisme-ku
menafsirkan bahwa cinta yang ku miliki untukmu ini adalah abadi. Mengapa? Jika
ada yang bertanya mengapa atau bagaimana keabadian itu mulai tumbuh menjelma perlahan
dalam hati ini, akupun tak tau apa jawaban yang harus kuberikan. Sesak keabadian
dalam dada ini yang penuh akan ketulusan cinta untukmu membuatku terus pada
prinsipku, bahwa keabadian itu ada dan keabadian itu CINTA.
Sejak
ku merasakan perasaan cinta, kupikir ini hanyalah rasa kemanusiaan belaka,
hasrat yang tumbuh untuk dapat mencintai dan dicintai yang kemudian berujung
pada saling memiliki, saling menjaga, saling menyayangi, saling mengasihi
dengan sepenuh ketulusan yang melebur dalam hati.
Seiring
berjalannya waktu yang ku lewati bersama dirimu mulai muncul rasa yang membuat
hati serasa terkuras, membuatnya lemah, retak atau bahkan patah. Rasa yang
biasa dikatakan sebagai rasa cemburu. Tak tau darimana asal mula rasa itu tiba,
mungkin dari setiap tutur yang tak biasa kepada orang selain aku atau memang
ketakutan yang tumbuh dari dalam diriku, ketakutan bila kamu pergi meninggalkan
istana cinta yang telah kita bangun bersama.
Seiring
berjalannya waktu pula hubungan ini merasa tak lagi kokoh, terkadang rapuh dan hampir
jatuh. Aku dan kamu selalu begini, tapi aku yakin bahwa tak hanya kita yang
merasa seperti ini, tapi semua yang memiliki CINTA ABADI itulah yang merasakan
CINTA yang utuh dengan segala kebahagiaan dan kesedihan yang timbul. Kesedihan yang
bukan membuat semua hancur, tapi akan membuat segalanya semakin kuat dan patut
untuk diperjuangkan.
Dari
awal mula kita bersama, dengan sebuah alasan sederhana yang dapat diterima. “Aku
mencintai kamu dan kamu mencintai aku”, dengan semua rasa yang ada dalam jiwa
untuk saling menjaga, sampai tak ada lagi alasan untuk kita berpisah. Jika kamu
sudah menemukan sebuah alasan sesederhana apapun untuk kita berpisah, aku tau
itu bukan sebuah alasan, melainkan sebuah keinginan.
Hatiku
ini benar-benar merasakan yang namanya CINTA ABADI, yang telah ku rasa dan ku
ukir dalam hatiku. CINTA ABADI yang ku yakin memang ada untukku, untuk kamu,
untuk KITA.
-Dwi Agustina-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar